Senin, 15 Februari 2010

Mungkin aku lupa

Kaki dan tanganku masih meraba ujung cita-cita yang kemarin kau tanyakan padaku.

Padahal. . . Senja ketika kita bersama menghirup nafas kepasrahan, di depan kita nampak begitu indah jalan setapak dihiasi lilin dan lampion warna-warni.

Mungkin, memang begitu cara Tuhan mencintai kita.


Bukankah kau juga merasakannya

Kaki dan tanganku tak hendak berhenti sedetikpun mengabarkan keindahan dan kesucian.

Padahal . . . fajar sudah mengisyaratkan mendung kan datang menghadang setiap jejak yang ingin kuukir.

Mungkin, memang Tuhan sedang menguji….ku.


Kaki dan tanganku tiba-tiba terdiam, terhenyak lunglai tanpa nyawa, tersandar diantara do’a – do’a ku.

Tapi Tuhan masih menyisakan akal…

Tapi Tuhan masih menyisakan hati…

Tapi Tuhan masih menyisakan binar mata sayang dari istri dan anak-anakku.

Mungkin, Tuhan ingin menunjukkan kasih sayangnya lewat…mereka


Dan…Kali ini sengatan hati seperti membangunkanku untuk segera meraup mimpi lewat tetesan air yang mensucikan, lewat hentakan seluruh panca indraku yang tegak berdiri di atas altar…..memuji kebesaranMU, memuji keindahan yang KAU sembunyikan dibalik guratan kasar tangan-tangan kotor yang selalu menghalangiku.

Mungkin kemarin aku lupa, bahwa Tuhan tetap menyayangiku.


Mudah-mudahan kaki dan tanganku tak enggan lagi melukis mimpi yang sering kita jadikan hiasan bagi hidup kita.



Moko, Sidoarjo 02-10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar