Ananda
Ketika aku tak mampu lagi melihat jejakmu
Pasti karena aku lupa menyapamu
Ketika aku tak mampu menempuh jarakmu
tentu karena aku tak menyadari kemana angin berlalu
dan
ketika senja mengabarkan kebesaranNYA
mestinya aku lebih sering mengusapmu dengan linangan air mata bangga
Ananda
sejujurnya, kadang busur ini ragu untuk kulepas
padahal jejak demi jejakmu mampu mengukir bumi dengan hiasan-hiasan indah
Ananda
Maaf, jika akhirnya kau terpaksa mencari sendiri bayang-bayang yang engkau jinjing dari kami
tapi tak perlu engkau jadikan arahmu
karena sesungguhnya kau telah jalani takdirmu dengan pasti
maka, tak usah risau dengan bayang-bayang yang kau tinggal
biarkan aku sendiri yang berjanji padaNYA untuk setia mengikuti jejak-jejakmu dan membersihkan kerikil-kerikil yang menyelip diantara jari kakimu
Ananda
Percayalah di depan sana do’a kami menunggu
Untuk anak-anakku, kami menunggu sinar-sinar yang kau pijarkan di setiap langkahmu, aku dan ibumu tak akan pernah berhenti memohon anugrahNya untuk kalian.
Sidoarjo, 10 Feb 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar